HALLO INDONESIA - Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan Pemerintah Indonesia mendukung upaya strategis global dalam menekan emisi gas karbon di subsektor batubara melalui pemanfataan teknologi dan energi baru dan terbarukan (EBT).
Langkah ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian target emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE) di tahun 206 atau lebih cepat.
Menurut Menteri ESDM, pentingnya subsektor batubara dalam melakukan adaptasi perkembangan zaman.
Baca Juga: Panas Bumi Jadi Prioritas dalam Pengembangan untuk Kejar Target EBT
"Dalam beberapa tahun mendatang penggunaan batubara akan kalah pamor dengan EBT sebagai bagian dari proses transisi energi," kata Arifin.
Kementerian ESDM sendiri, kata Arifin, tengah menyiapkan empat strategi dalam mereduksi emisi karbon, yaitu pembangunan industri hilir batubara, pemanfaatan clean coal technology di pembangkit;
Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCUS), dan co-firing biomassa.
Baca Juga: Bukan Jurus Biasa, Pertamina Ukir Penghematan Fantastik Rp 32 Triliun
"Implementasi strategi ini akan mempertimbangkan multiplier effect dari proses transisi energi itu sendiri. Satu sisi menutup sejumlah kesempatan kerja. Sisi lain akan membuka banyak peluang penciptaan lapangan kerja," jelasnya.
Artikel Terkait
Kementerian ESDM Dorong Milenial untuk Kembangkan Startup Berbasis EBT
Kementerian ESDM Kawal COD Pembangkit EBT Sesuai Target
Sekjen ESDM: Sinergi dan Kolaborasi Kunci Percepatan Pengembangan EBT
Presidensi G20, Momentum untuk Tarik Investor Kembangkan EBT di Indonesia
Panas Bumi Jadi Prioritas dalam Pengembangan untuk Kejar Target EBT
Prasasti Pucangan Peninggalan Airlangga dari Kerajaan Kahuripan Harus Dipulangkan dari India
Kemenkeu Terbitkan 2 PMK Produk Sawit, Termasuk Penetapan Barang yang Dikenakan Bea Keluar
PN Surabaya Legalkan Pernikahan Beda Agama, Sekjen MUI: Bertentangan dengan Aturan Negara
Dua Hafiz Indonesia Sabet Juara MTQ Internasional di Amerika
Bukan Jurus Biasa, Pertamina Ukir Penghematan Fantastik Rp 32 Triliun